BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan
pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan (stimulus) baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar individu
adapun gerak pada tumbuhan dibdakan menjadi 3 macam yaitu Gerak taksis merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan
menjauhi ataupun mendekati sumber rangsangan. Tropisme (bahasa Yunani,
trope, artinya “membelok”), yang berarti arah rangsangan lingkungan menentukan
arah gerakan, dan gerak nastik (bahasa Yunani, nastos, artinya “dipaksa
mendekat “) yang terpicu oleh rangsangan di luar (kadang berinteraksi dengan
mekanisme waktu internal), namun arah ransangan tidak menetukan arah gerakan.
Gerak nastik dan tropistik sering merupakan hasil pertumbuhan yang tak imbang
dan keterbalikangan ke dalam sel tertentu yang disebut sel motor, yang secara
bersama membentuk pulvinus. Batang yang
tumbuh menjauhi gravitasi atau menuju sumber cahaya adalah beberapa contoh
tropisme, dan gerakan harian dedaunan atau penutupan stomata menunjukan gerak
nastik
Tumbuhan selalu dipengaruhi oleh energi
dan berbagi parameter masa di
lingkungannya. Seringkali perubahan pada salah satu atau lebih parameter ini
menyebabkan munculnya respon tropistik atau nastik atau keduanya. Perubahan
lingkungan yang menginduksi suatu proses pada tumbuhan, yang bias berlanjut
bahkan setelah rangsangan tidak lagi ada dalam bentuk semula. Hal itu terjadi
pada gerak harian daun yang berubah arah sebagai responnya terhadap terbit dan
terbenamnya matahari, demikian pula batang akan terus membengkok mennuju cahaya
atau menjauhi gravitasi selama beberapa waktu lamanya setelah rangsangan cahaya
atau gravitasi hilang. Rangsangan selalu bekerja pada system mesin yang menjadi
bagian tumbuhan, dan bagian yang menerima rangsangan dinamakan reseptor.
Setelah rangsangan diterima, ia diubah
(ditranduksi) menjadi bentuk lain, yamg sering dikenal dengan isyarat, yang
kemudian diteruskan menjadi suatu respon motor (pertumbuhan atau kerja pulvinus
), itulah yang menyebabkan timbulnya gerak tumbuhan. Wolfgang Haupt di Jerman
dan Mary Ella telah menyunting sebuah buku
(1979) tentang gerakan pada tumbuhan . dalam bagian pendahuluan, mereka
membahas tiga tahap gerakan dan dari ketiganya terbentuk kerangka kerja bagi
penelitian yaitu penerimaan,bagaimana
cara tumbuhan atau bagaian tumbuhan melacak rangsangan lingkungan yang
menyebabkan timbuknya respon, transduksi bagaimana cara mekanisme penerimaan
mentransduksikan rangsangan yang diterimanya kepada sejumlah sel pada organ
yang akan melakukan gerakan dan terakhir respon
apa yang sebenarnya terjadi selama berlangsungnya gerakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
GERAK
PADA TUMBUHAN
Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan (stimulus) baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar individu.
. Tumbuhan
sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang dilakukan oleh
tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia. Gerakan pada
tumbuhan sangat terbatas.
Gerakan yang dilakukan
oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung
tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada
prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan
adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh
tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan
melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau
melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan
yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan
nasti.
Berdasarkan sumber
rangsangan, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi :
a.
Gerak autonom merupakan gerak
tumbuhan yang tidak disebabkan oleh rangsangan dari luar. Diduga gerak yang
terjadi disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu
sendiri. Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak spontan. Contoh
gerak autonom antara lain sebagai berikut :
·
Gerak protoplasma pada sel-sel daun
tanaman lidah buaya dan umbi lapis bawang merah yang masih hidup.
·
Gerak mlengkungnya kuncup daun
karena perbedaan kecepatan tumbuh.
·
Gerak tumbuhan ketika tumbuh,
seperti tumbuhnya akar, batang, daun, dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang
mengalami masa pertumbuhan terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan
ini menimbulkan gerak autonom.
b.
Gerak esionom adalah gerak yang
dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan
arah geraknya, gerak esionom dibedakan atas gerak nasti, gerak tropisme, dan
gerak taksis. Salah satu contoh gerak esionom adalah gerak akibat tekanan
turgor. Tekanan turgor adalah tekanan air pada dinding sel. Tekanan turgor
disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel sehingga menimbulkan tekanan pada
dinding sel.
c.
Gerak higroskopis adalah gerak
bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga
terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis ini merupakan gerak
bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak higroskopis antara
lain merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan
polong-polongan, membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan, serta
membentang dan menggulungnya gigi-gigi pristoma pada sporangium lumut. Pecahnya
kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang
kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah
menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar.
Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan
tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi
pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut
(Bryophyta). Gambar Gerak
pecahnya kotak spora tumbuhan paku
B.
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
1.
Nasti
Gerak Nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang melainkan disebabkan oleh perubahan
tekanan turgor didalam sel penyusun tumbuhan. Tekanan Turgor adalah tekanan
total molekul air terhadap dinding sel. Gerak nasti adalah gerak pada tumbuhan yang
arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Sama halnya
dengan gerak tropisme, gerak nasti juga dipengaruhi oleh rangsang dari luar
seperti cahaya, suhu, sentuhan/singgungan, bahan kimia, serta kondisi gelap.
Pembengkokkan organ ke atas disebut hiponasti, sedangkan pembengkokkan organ ke
bawah disebut epinasti. Pada umumnya gerak nasti pada daun ini akibat adanya
pulvinus di pangkal daun, helai daun, atau anak daun tapi gerak nasty juga
dapat terjadi pada tumbuhan yang tidak
memiliki pulvinus. Adapun macam- macam
gerak nasti adalah sebagai berikut,
a. Niktinasti
Niktinasti adalah gerak tidur daun tumbuhan yang
disebabkan oleh tidak adanya cahaya matahari (terjadinya malam hari). Gerakan
ini dapat dilihat pada daun-daun Oxalis sp (calincing) dan tumbuhan
leguminosae, seperti daun-daun flamboyan, kembang merak, petai cina, dan daun
tanaman asam jawa (Tamarindus indica) yang menutup malam hari.
Daun-daun ini merundukkan daunnya pada malam hari dan menaikkan daunnya pada
posisi horizontal pada siang hari. Gerakan tidur ini disebabkan oleh perubahan
harian pada tekanan turgor dalam sel-sel pulvinus. Pada waktu daun pada posisi
horizontal, sel-sel pada satu sisi pulvinus akan membengkak (tekanan turgor
tinggi), sementara sel-sel pada sisi yang berlawanan akan mengkerut. Keadaan
ini akan terbalik pada waktu malam hari daun menutup ke posisi tidur.
Gambar Daun Oxalis menutup pada malam
hari
b. Hidronasti
Hidronasti adalah respon tumbuhan berupa
gerak pelipatan atau penggulungan daun yang dipengaruhi rangsang berupa air.
Hidronasti dapat mengurangi terpaan udara kering pada permukaan daun dan dengan
penutupan stomat akan mengakibatkan transpirasi menurun. Selain itu damapk
penghambatan oleh cahaya juga dapat dihindari.
Gerakan pelipatan atau penggulungan daun
terjadi akibat hilangnya turgor dalam sel motor berdinding tipis yang disebut
buliform cell. Buliform cell hanya seikit atau bahkan tidak memiliki kutikula,
sehingga hilangnya air melalui transpirasi berlangsung leih cepat daripada sel
epidermis lainnya. Ketika tekanan turgor meunrun, turgiditas sel yang tetap di
sisi bawah daun mengakibatkan daun terlipat, ini merupakan salah satu mekanisme
tumbuhan untuk bertahan terhadap kekeringan.
Gambar Hidronasti pada rumput Iru (Poa pratensis)
c. Tigmonasti
Tigmonasti adalah gerak nasti yang
disebabkan oleh rangsangan berupa sentuhan / tekanan. Gerak ini terutama
terlihat jelas pada beberapa anggota tertentu suku Mimosaideae dan Fabaceae.
Contoh adalah Putri Malu. Tanggapan terhadap sentuhan ini memerlukan waktu satu atau
dua detik. Hal ini disebabkan oleh kehilangan tekanan turgor secara tiba-tiba
dalam sel-sel parenkim pada pulvinus dekat tangkai daun (petiolus) tumbuhan
putri malu tersebut. Jika yang disentuh hanya ujung anak-anak daun saja, maka
yang akan melipat berpasang-pasangan dari ujung ke pangkal daun, disusul daun
berikutnya di sepanjang batang itu, demikian seterusnya sampai semua daun
melipat. Seolah-olah ada rangsang yang mengalir dari daun ke daun yang
lain. Pada waktu daun disentuh atau rangsangan panas, sel-sel kehilangan
kalium yang menyebabkan air keluar dari sel-sel pulvinus bagian bawah
pangkal daun dan masuk ke ruang antar sel secara osmosis, akibatnya tekanan
turgor sel-sel itu menurun dan turgor sel-sel bagian atas tetap sama (Gambar
14). Hal ini menyebabkan petiolus bergerak ke bawah, sedangkan anak-anak daun
bergerak ke atas (menutup). Setelah sepuluh menit turgor akan kembali normal,
sehingga daun kembali seperti keadaan semula.
Kegunaan respon ini bagi tumbuhhan belum dapat
dipastikan, namun salah satu dugaan ialah pelipatan anak daun akan mengagetkan
dan mengusir serangga sebelum sempat memakan daun.
Gambar Tigmonasti pada Putri Malu
Gambar 16. Pulvinus pada
saat tekanan turgor tinggi
Contoh lain gerak tigmonasti
adalah menutupnya kantung semar, setelah serangga masuk ke dalam kantong
tersebut (lihat Gambar 17). Menutupnya daun-daun tanaman penangkap lalat venus
(Dianaea sp.), setelah lalat masuk
(Gambar 18). Gerak pada daun penangkap lalat tersebut disebabkan potensial aksi
dari rambut-rambut sensoris daun dihantarkan pada sel-sel yang merespon dengan
menutup daun perangkap tersebut.
Daun tumbuhan penangkap lalat menutup setelah lalat masuk.
d. Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti yang
disebabkan karena rangsang berupa cahaya. Mekanisme photonastic telah
dijelaskan atas dasar apakah distribusi hormon pada sel-sel pulvinus tersebut.
Selama daytimes, auksin ditemukan dalam jumlah yang lebih besar pada daerah
atas pulvinus, karena sel-sel ini menjadi lebih bombastis dan daun memungkinkan
terbuka. Proses yang sama akan dibatalkan pada malam hari karena redistribusi
auksin untuk menurunkan sisi yang menyebabkan lipatan dengan cara perubahan
turgour.
Contoh dari gerak fotonasti :
Contoh dari gerak fotonasti :
1. Gerak mekarnya
bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
2. Gerak mekarnya bunga
waru (Hibiscus tiliaceus)
3. Gerak mekarnya
bunga kupu-kupu.
e. Thermonasti
Thermonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi rangsang
berupa suhu. Contohnya mekarnya bunga tulip pada suhu tertentu.
f. Kemonasti
Kemonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa
zat kimia. Contohnya adalah membukanya mulut daun (stomata) pada siang hari
karena adanya karbondioksida.
g. Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang dipengaruhi lebih dari
satu macam rangsang. Contohnya gerak membuka dan menutupnya mulut daun
(stomata) karena cahaya matahari, zat kimia, air dan suhu.
2. TROPISME
Tropisme merupakan
respon tumbuhan terhadap arah rangsangan lingkungan yaitu pertumbuhan (biasanya
pemanjangan sel) menjadi tidak seimbang (diferensial) di beberapa bagian dari
suatu organ. Dari sumber lainnya menyatakan bahwa gerak Tropisme adalah
gerak bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsang.Berdasarkan jenis rangsang yang di terima oleh tumbuhan. Gerak
tropisme di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
a. Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah pergerakan pertumbuhan sel
tanaman yang dirangsang oleh sentuhan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
"thigma" yang berarti "sentuhan. Tigmotropisme adalah
respon tumbuhan terhadap sentuhan benda padat yaitu dengan merambatnya tumbuhan
mengelilingi sebuah tiang atau batang tumbuhan lain. Contoh dari tigmotropisme adalah
sebagai berikut.
1.
Pertumbuhan tanaman sulur seperti
anggur dan tanaman yang pertumbuhannya merambat dan memiliki sulur yang
membelit bagian penopangnya. Sulur tanaman akan tumbuh lurus hingga menyentuh
sesuatu.Adanya kontak sulur tersebut merangsang sulur untuk tumbuh melilit
karena terjadi perbedaan kecepatan pertumbuhan karena sel-sel yang terkena
sentuhan akan memproduksi auksin dan pertumbuhannya menjadi lebih cepat hingga
membengkok dan melilit sumber sentuhan.
2.
Sentuhan angin kencang pada tebing
bukit membuat pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya memiliki batang yang lebih
pendek dan gemuk apabila dibandingakan dengan pohon yang sama pada daerah yang
terlindungi dari angin kencang. Respon perkembangan tumbuhan terhadap gangguan
mekanis ini biasa disebut tigmomorfogenesis dan umumnya disebabkan peningkatan
produksi etilen Gas etilen ini merupakan hormon yang dibentuk sebagai respons
terhadap rangsangan sentuhan yang hebat.
3.
Pada tanaman mentimun, wilayah
terminal dari sulur terdiri dari sejumlah lubang halus, yang sangat sensitif
untuk disentuh. Ketika terjadi kontak dengan batang tanaman lain, terjadi pertumbuhan diferensial dari sulur pada satu
sisi. Hal ini menyebabkan kelengkungan di sulur dan akhirnya sulur melilit batang struktur pendukung. Waktu yang
diperlukan untuk melingkar seperti setelah stimulus hanya 3 sampai 5 menit.
Hormon auksin dan ABA terlibat dalamgerak thigmotropic. ABA menghambat
pertumbuhan sel-sel di daerah kontak dan auksin merangsang pertumbuhan sel-sel
pada sisi yang berlawanan.
Gerak tigmotropisme pada mentimun
b. Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman
yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Cahaya mempunyai dua efek pada
fototropisme . yaitu :
1.
Cahaya bergerak sebagai pemicu terjadinya respon
pembengkokkan.
2.
Cahaya mengurangi kepekaan organ
terhadap cahaya selanjutnya.
Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut
kriptokrom yang berperang sebagai pigmen penerima cahaya yang sensitive terhadap cahaya biru . Berdasarkan penelitian Briggs dan Lino (1983)
menyatakan bahwa pada tumbuhan dikotil
maupun tumbuhan monokotil, pigmen fotoreseptor
berfungsi dalam fototropisme pada kedua kelompok tersebut. Namun, para ahli menyakini bahwa fototropisme
tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi oleh
berbagai macam hormon dan jalur.
Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil
rumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang
tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang
baru tumbuh. Hipotesis Blaauw
(1918) mengemukakana bahwa cahaya
bekerja secara langsung dengan cara menghambat pertumbuhan sisi batang atau
koleoptil yag terkena cahay). Sedangkan Hipotesis Cholodny dan Went menyatakan bahwa cahay dari satu
sisi dengan suatu cara menyebabkan terjadinya pengangkutan auksin menuju menuju
sisi terlindung. Hal itu menjelaskan adanya mekanisme transduksi dasar dalam
fototropisme. Dari kedua hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
keadaan tertentu dan pada beberapa spesie terjadi penghambatan pada pertumbuhan
oleh cahaya, akan tetapi pada keadaan lain terjadi pertumbuhan yang berimbang
yang mungkin disebabkan oleh adanya pengangkutan auksin .
Gambar : gerak
fototropisme positif pada tumbuhan.
Selain koleoptil
dan batang, daun juga memberikan respon fototropik terhadap cahaya. Contohnya
pada helain daun cocklebur yang terkena cahay apabila ditutupi dengan kertas
aliminium foil sedangkan bagian daun lainnya terkena cahaya, maka akan terjadi
dau respon, yaitubpemanjangan tangkai di sisi terlindung, menyebabkannya membengkokbdan
mengeser daun ke sisi helai daun yang tersinari. Respon lainnya adalah
pembengkokkan ke atas (hiponasti) sisi daun yang terlindung. Respon seperti ini
pada sejumlah daun diduga dapayt memindahkan dedaunan dari tempat terlindung ke
tempat tersinari. Akibatnya dedaunan hamper tidek pernah bertumpang tindih,
pola tersebut dinamakan mozaik daun.
Gerak tropisme
pada koleptil, batang dan daun tersebut termasuk fototropisme positif, artinya
tumbuhan bergerak kea rah cahaya. Selain itu terdapat pula Skototropisme. Dalam
bahasa yunani, scotos berarti
kegelapan atau kekelaman. Skototrpoisme adalah respon negative tumbuhan
terhadap cahaya, artinya tumbuhan lebih cenderung bergerak menjauhi cahaya. Hal
ini dibuktikan dengan mengamati pertumbuhan kecambah, dimana kecambah akan
lenih cepat tumbuh pada tempat gelap dibandingkan dengan tempat yang terkena
sinar matahari.
c. Gravitropisme
Gravitropisme adalah pertumbuhan sel-sel tanaman
karena dipengaruhi oleh gravitasi Bila suatu benih diletakkan dalam keadaan
sembarang, maka tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh ke
bawah. Pertumbuhan akar merupakan gravitropisme positif, sedangkan pertumbuhan
tunas adalah gravitropisme negatif Gravitropisme ini akan berfungsi setelah
terjadi perkecambahan biji. Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah
dengan pengendapan statolit. Statolit adalah plastida khusus yang mengandung
butiran pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung
akar. Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan
auksin. Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami
gravitropisme yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai
indera dan menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein
sel tanaman ke sisi bawah akar.
Tanggapan diferensial dari ujung batang dan ujung akar
dengan gaya gravitasi yang sama adalah karena potensi yang berbeda struktural dan fungsional genetik.
Mekanisme geotropism telah dijelaskan pada asumsi bahwa respon yang berbeda
adalah karena konsentrasi yang berbeda dari auksin. Konsentrasi auksin yang
mempromosikan pertumbuhan puncak batang menghambat pertumbuhan ujung akar. Di
sisi lain, konsentrasi auksin yang efektif dalam pertumbuhan ujung akar tidak
memadai untuk pertumbuhan ujung batang. Konsep ini menunjukkan bahwa tunas
membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi dari auksin untuk pertumbuhan dan
akar memerlukan rendahnya tingkat auksin sebagai konsentrasi optimal untuk
pertumbuhan normal.
Gerak fototropisme maupun gerak geotropisme dikontrol
oleh hormon auksin. Jika tanaman diletakkan secara horizontal, batang akan
mengarah ke atas dan akar akan menuju ke bawah (Gambar 11). Jika tumbuhan
diletakkan ditempat yang gelap, tumbuhan akan tergantung pada gravitasi dan
tidak dipengaruhi oleh cahaya. Jika tanaman diletakkan secara horizontal akan
memperlihatkan bahwa dua pertiga auksin akan berada di sebelah bawah baik pada
bagian ujung batang maupun pada akar bagian apeks. Jadi hormon bergerak ke
sel-sel yang akan mengalami pemanjangan, oleh sebab itu hormon karena pengaruh
gaya tarik bumi berada di sebelah bawah. Akibatnya pada akar terjadi
pemanjangan sel-sel pada daerah yang sedikit hormon, sehingga akar akan
membelok ke bawah, sedangkan pada pucuk sebaliknya.
Berdasarkan gravitropisme, pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibagi
sebagai berikut:
1.
Ortogravitropisme yaitu pertumbuhan tegak.
2.
Diagravitropisme yaitu pertumbuhan mendatar.
3.
Plagiogravitropisme yaitu pertumbuhan
menyamping.
|
d. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan
karena ada rangsang berupa air. Pada umumnya pertumbuhan akar lurus ke
bawah, tetapi jika pada area tertentu tidak terdapat cukup air, maka akar akan
tumbuh membelok kea rah yang cukup air.
e. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena
rangsang yang berupa zat / bahan kimia. Contoh-contoh Kemotropisme :
1.
Gerak tumbuh akar menuju ke
daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara.
2.
Gerak berbeloknya ujung akar
menjauhi besi yang berkarat didalam tanah.
3.
Gerak benang sari menuju ke indung
telur karena adanya rangsang berupa senyawa kimia yang dikeluarkan oleh indung
telur.
3.
TAKSIS
Taksis adalah gerak berpindah
tempat seluruh tumbuhan atau seluruh bagian tumbuhan (organisme) menuju atau
menjauhi datangnya rangsangan. Gerakan tersebut pada umumnya akan menuju
rangsangan yang menguntungkan dan menjauhi rangsangan yang merugikan. Gerak taksis ini dibedakan lagi
berdasarkan macam rangsangan yang menyebabkannya, sebagai berikut.
a. Fototaksis (Greek, photos = cahaya, taxis = gerak menuju
atau menjauhi rangsang)
Fototaksis adalah gerak pindah tempat menuju atau menjauhi
rangsangan cahaya. Telah disepakati bahwa gerak menuju cahaya disebut
fototaksis positif, sedangkan yang menjauhi cahaya disebut fototaksis negatif.
Contoh, gerak Euglena Sp. dan ganggang hijau satu sel menuju
cahaya yang diperlukannya untuk berfotosintesis; kloroplas dalam sel juga
bergerak ke sisi yang mendapatkan cahaya; gerak serangga menuju ke lampu neon
atau lampu lainnya.
Gerak pindah tempat tersebut tidak hanya dilakukan oleh
organisme satu sel dan hewan, tetapi dapat juga dilakukan oleh bagian dari
tumbuhan, misalnya gerak kotak spora jamur Pilobolus mengarah ke cahaya. Jika jamur ini
dimasukkan ke dalam kotak yang salah satu dinding kotaknya diberi jendela kaca,
jendela kaca tersebut ditutup dengan penutup yang tembus cahaya. Setelah
beberapa hari, jamur Pilobolus membentuk spora, penutup kaca
diambil, akan kelihatan sporangiumnya mengarah ke dinding kotak yang ada
kacanya dan adanya spora-spora jamur yang menempel pada dinding kaca. Spora-spora
ini terlempar dari sporangium Pilobolus ke dinding kaca itu. Gerak kotak
spora Pilobolus ini merupakan fototaksis positif.
b. Kemotaksis (Gr. chemo = kimia + taxis)
Kemotaksis adalah gerak pindah tempat bagian tumbuhan menuju
atau menjauhi rangsangan zat kimia. Gerakan bagian tumbuhan yang mendekati zat
kimia disebut kemotaksis positif, sedangkan gerakan menjauhi zat kimia yang
bersifat racun disebut kemotaksis negatif. Contohnya, gerak spermatozoid pada
arkegonium tumbuhan lumut dan tumbuhan paku yang mengandung sukrosa atau asam
maleat. Buluh serbuk sari di kepala putik akan tumbuh menuju ke bakal buah
karena adanya larutan gula, gerak ini juga termasuk kemotaksis positif.
Apa lagi contoh yang lain?
Gambar 3 . Gerak kemotaksis buluh serbuk sari ke
stigma
Bakteri aerob di dalam percobaan Engelman, juga melakukan
gerak kemotaksis positif. Pada percobaan Engelman, ganggang hijau (Spirogyra
sp) dimasukkan ke dalam gelas
berisi air. Ganggang tersebut disinari dari satu arah. Bagian kloroplas yang
kena cahaya akan melakukan fotosintesis. Sebagai hasil fotosintesis, selain
dihasilkan glukosa juga dikeluarkan oksigen. Dari percobaan ini akan kelihatan
adanya gelembung-gelembung udara. Bakteri yang bersifat aerob akan kelihatan
berkerumun di sekitar kloroplas ganggang yang kena cahaya tersebut.
Gerak kemotaksis juga terjadi pada Protozoa seperti amuba.
Amuba akan melakukan gerak kemotaksis positif terhadap rangsangan makanan atau
oksigen dan kemotaksis negatif terhadap rangsangan karbondioksida yang melimpah
atau zat-zat yang bersifat racun.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasip pembahasan,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan (stimulus) baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar individu.
2. Berdasarkan sumber
rangsangan, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi gerak autonom, gerak esionom dan
gerak higroskopis.
3. Macam-macam gerak
esionom pada tumbuhan yaitu nasti, tropisme, dan taksis.
4. Gerak Nasti
adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsang melainkan disebabkan oleh perubahan tekanan turgor didalam
sel penyusun tumbuhan. Macam-macam gerka nasty antara lain niktinasti,
tigmonasti, fotonasti, termonasti, kemonasti dan nasti kompleks.
5. Gerak
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsang.Berdasarkan jenis rangsang yang di terima oleh tumbuhan.
Gerak tropisme di bedakan menjadi beberapa macam yaitu fototropisme,
gravitropisme, kemotropisme,dan hidrotropisme.
6. Taksis adalah gerak berpindah tempat seluruh
tumbuhan atau seluruh bagian tumbuhan (organisme) menuju atau menjauhi
datangnya rangsangan. berdasarkan macam rangsangan yang menyebabkannya, taksis
dibagi menjadi fototaksis dan kemotaksis.
0 komentar:
Posting Komentar