Kamis, 07 Juni 2012

Macam-macam Gerak Pada Tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN

            Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan (stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu adapun gerak pada tumbuhan dibdakan menjadi 3 macam yaitu Gerak taksis merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan menjauhi ataupun mendekati sumber rangsangan. Tropisme (bahasa Yunani, trope, artinya “membelok”), yang berarti arah rangsangan lingkungan menentukan arah gerakan, dan gerak nastik (bahasa Yunani, nastos, artinya “dipaksa mendekat “) yang terpicu oleh rangsangan di luar (kadang berinteraksi dengan mekanisme waktu internal), namun arah ransangan tidak menetukan arah gerakan. Gerak nastik dan tropistik sering merupakan hasil pertumbuhan yang tak imbang dan keterbalikangan ke dalam sel tertentu yang disebut sel motor, yang secara bersama membentuk  pulvinus. Batang yang tumbuh menjauhi gravitasi atau menuju sumber cahaya adalah beberapa contoh tropisme, dan gerakan harian dedaunan atau penutupan stomata menunjukan gerak nastik
             Tumbuhan selalu dipengaruhi oleh energi dan  berbagi parameter masa di lingkungannya. Seringkali perubahan pada salah satu atau lebih parameter ini menyebabkan munculnya respon tropistik atau nastik atau keduanya. Perubahan lingkungan yang menginduksi suatu proses pada tumbuhan, yang bias berlanjut bahkan setelah rangsangan tidak lagi ada dalam bentuk semula. Hal itu terjadi pada gerak harian daun yang berubah arah sebagai responnya terhadap terbit dan terbenamnya matahari, demikian pula batang akan terus membengkok mennuju cahaya atau menjauhi gravitasi selama beberapa waktu lamanya setelah rangsangan cahaya atau gravitasi hilang. Rangsangan selalu bekerja pada system mesin yang menjadi bagian tumbuhan, dan bagian yang menerima rangsangan dinamakan reseptor. Setelah rangsangan diterima,  ia diubah (ditranduksi) menjadi bentuk lain, yamg sering dikenal dengan isyarat, yang kemudian diteruskan menjadi suatu respon motor (pertumbuhan atau kerja pulvinus ), itulah yang menyebabkan timbulnya gerak tumbuhan. Wolfgang Haupt di Jerman dan Mary Ella telah menyunting sebuah buku  (1979) tentang gerakan pada tumbuhan . dalam bagian pendahuluan, mereka membahas tiga tahap gerakan dan dari ketiganya terbentuk kerangka kerja bagi penelitian yaitu penerimaan,bagaimana cara tumbuhan atau bagaian tumbuhan melacak rangsangan lingkungan yang menyebabkan timbuknya respon, transduksi  bagaimana cara mekanisme penerimaan mentransduksikan rangsangan yang diterimanya kepada sejumlah sel pada organ yang akan melakukan gerakan dan terakhir respon apa yang sebenarnya terjadi selama berlangsungnya gerakan.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.    GERAK PADA TUMBUHAN
Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan (stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. . Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas.
Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasti.
Berdasarkan sumber rangsangan, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi :
a.       Gerak autonom merupakan gerak tumbuhan yang tidak disebabkan oleh rangsangan dari luar. Diduga gerak yang terjadi disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak spontan. Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut :
·        Gerak protoplasma pada sel-sel daun tanaman lidah buaya dan umbi lapis bawang merah yang masih hidup.
·         Gerak mlengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
·        Gerak tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang, daun, dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan ini menimbulkan gerak autonom.
b.      Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya, gerak esionom dibedakan atas gerak nasti, gerak tropisme, dan gerak taksis. Salah satu contoh gerak esionom adalah gerak akibat tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan air pada dinding sel. Tekanan turgor disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel sehingga menimbulkan tekanan pada dinding sel.
c.       Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis ini merupakan gerak bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak higroskopis antara lain merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan polong-polongan, membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan, serta membentang dan menggulungnya gigi-gigi pristoma pada sporangium lumut. Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta). Gambar Gerak pecahnya kotak spora tumbuhan paku
B.     MACAM-MACAM GERAK PADA TUMBUHAN

1.       Nasti
Gerak Nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang melainkan disebabkan oleh perubahan tekanan turgor didalam sel penyusun tumbuhan. Tekanan Turgor adalah tekanan total molekul air terhadap dinding sel. Gerak nasti adalah gerak pada tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Sama halnya dengan gerak tropisme, gerak nasti juga dipengaruhi oleh rangsang dari luar seperti cahaya, suhu, sentuhan/singgungan, bahan kimia, serta kondisi gelap. Pembengkokkan organ ke atas disebut hiponasti, sedangkan pembengkokkan organ ke bawah disebut epinasti. Pada umumnya gerak nasti pada daun ini akibat adanya pulvinus di pangkal daun, helai daun, atau anak daun tapi gerak nasty juga dapat  terjadi pada tumbuhan yang tidak memiliki pulvinus.  Adapun macam- macam gerak nasti adalah sebagai berikut,
a.       Niktinasti
Niktinasti adalah gerak tidur daun tumbuhan yang disebabkan oleh tidak adanya cahaya matahari (terjadinya malam hari). Gerakan ini dapat dilihat pada daun-daun Oxalis sp (calincing) dan tumbuhan leguminosae, seperti daun-daun flamboyan, kembang merak, petai cina, dan daun tanaman asam jawa (Tamarindus indica) yang menutup malam hari. Daun-daun ini merundukkan daunnya pada malam hari dan menaikkan daunnya pada posisi horizontal pada siang hari. Gerakan tidur ini disebabkan oleh perubahan harian pada tekanan turgor dalam sel-sel pulvinus. Pada waktu daun pada posisi horizontal, sel-sel pada satu sisi pulvinus akan membengkak (tekanan turgor tinggi), sementara sel-sel pada sisi yang berlawanan akan mengkerut. Keadaan ini akan terbalik pada waktu malam hari daun menutup ke posisi tidur. 
Gambar Daun Oxalis menutup pada malam hari
b.      Hidronasti
Hidronasti adalah respon tumbuhan berupa gerak pelipatan atau penggulungan daun yang dipengaruhi rangsang berupa air. Hidronasti dapat mengurangi terpaan udara kering pada permukaan daun dan dengan penutupan stomat akan mengakibatkan transpirasi menurun. Selain itu damapk penghambatan oleh cahaya juga dapat dihindari.
Gerakan pelipatan atau penggulungan daun terjadi akibat hilangnya turgor dalam sel motor berdinding tipis yang disebut buliform cell. Buliform cell hanya seikit atau bahkan tidak memiliki kutikula, sehingga hilangnya air melalui transpirasi berlangsung leih cepat daripada sel epidermis lainnya. Ketika tekanan turgor meunrun, turgiditas sel yang tetap di sisi bawah daun mengakibatkan daun terlipat, ini merupakan salah satu mekanisme tumbuhan untuk bertahan terhadap kekeringan.
Gambar Hidronasti pada rumput Iru (Poa pratensis)
c.       Tigmonasti
Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan berupa sentuhan / tekanan. Gerak ini terutama terlihat jelas pada beberapa anggota tertentu suku Mimosaideae dan Fabaceae. Contoh adalah Putri Malu.  Tanggapan terhadap sentuhan ini memerlukan waktu satu atau dua detik. Hal ini disebabkan oleh kehilangan tekanan turgor secara tiba-tiba dalam sel-sel parenkim pada pulvinus dekat tangkai daun (petiolus) tumbuhan putri malu tersebut. Jika yang disentuh hanya ujung anak-anak daun saja, maka yang akan melipat berpasang-pasangan dari ujung ke pangkal daun, disusul daun berikutnya di sepanjang batang itu, demikian seterusnya sampai semua daun melipat. Seolah-olah ada  rangsang yang mengalir dari daun ke daun yang lain.  Pada waktu daun disentuh atau rangsangan panas, sel-sel kehilangan kalium yang menyebabkan air keluar dari sel-sel pulvinus  bagian bawah pangkal daun dan masuk ke ruang antar sel secara osmosis, akibatnya tekanan turgor sel-sel itu menurun dan turgor sel-sel bagian atas tetap sama (Gambar 14). Hal ini menyebabkan petiolus bergerak ke bawah, sedangkan anak-anak daun bergerak ke atas (menutup). Setelah sepuluh menit turgor akan kembali normal, sehingga daun kembali seperti keadaan semula.
  Kegunaan respon ini bagi tumbuhhan belum dapat dipastikan, namun salah satu dugaan ialah pelipatan anak daun akan mengagetkan dan mengusir serangga sebelum sempat memakan daun.
Gambar Tigmonasti pada Putri Malu

Gambar 16.  Pulvinus pada saat tekanan turgor tinggi
Contoh lain gerak tigmonasti adalah menutupnya kantung semar, setelah serangga masuk ke dalam kantong tersebut (lihat Gambar 17). Menutupnya daun-daun tanaman penangkap lalat venus (Dianaea sp.), setelah lalat masuk (Gambar 18). Gerak pada daun penangkap lalat tersebut disebabkan potensial aksi dari rambut-rambut sensoris daun dihantarkan pada sel-sel yang merespon dengan menutup daun perangkap tersebut.
Daun tumbuhan penangkap lalat menutup setelah lalat masuk.
d.      Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan karena rangsang berupa cahaya. Mekanisme photonastic telah dijelaskan atas dasar apakah distribusi hormon pada sel-sel pulvinus tersebut. Selama daytimes, auksin ditemukan dalam jumlah yang lebih besar pada daerah atas pulvinus, karena sel-sel ini menjadi lebih bombastis dan daun memungkinkan terbuka. Proses yang sama akan dibatalkan pada malam hari karena redistribusi auksin untuk menurunkan sisi yang menyebabkan lipatan dengan cara perubahan turgour.
Contoh dari gerak fotonasti :
1.      Gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
2.      Gerak mekarnya bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
3.      Gerak mekarnya bunga kupu-kupu.
e.       Thermonasti
Thermonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi rangsang berupa suhu. Contohnya mekarnya bunga tulip pada suhu tertentu.
f.       Kemonasti
Kemonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa zat kimia. Contohnya adalah membukanya mulut daun (stomata) pada siang hari karena adanya karbondioksida.
g.      Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang dipengaruhi lebih dari satu macam rangsang. Contohnya gerak membuka dan menutupnya mulut daun (stomata) karena cahaya matahari, zat kimia, air dan suhu.

2.      TROPISME  
Tropisme merupakan respon tumbuhan terhadap arah rangsangan lingkungan yaitu pertumbuhan (biasanya pemanjangan sel) menjadi tidak seimbang (diferensial) di beberapa bagian dari suatu organ. Dari sumber lainnya menyatakan bahwa  gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang.Berdasarkan jenis rangsang yang di terima oleh tumbuhan. Gerak tropisme di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
a.      Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah pergerakan pertumbuhan sel tanaman yang dirangsang oleh sentuhan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "thigma" yang berarti "sentuhan. Tigmotropisme adalah respon tumbuhan terhadap sentuhan benda padat yaitu dengan merambatnya tumbuhan mengelilingi sebuah tiang atau batang tumbuhan lain. Contoh dari tigmotropisme adalah sebagai berikut.
1.      Pertumbuhan tanaman sulur seperti anggur dan tanaman yang pertumbuhannya merambat dan memiliki sulur yang membelit bagian penopangnya. Sulur tanaman akan tumbuh lurus hingga menyentuh sesuatu.Adanya kontak sulur tersebut merangsang sulur untuk tumbuh melilit karena terjadi perbedaan kecepatan pertumbuhan karena sel-sel yang terkena sentuhan akan memproduksi auksin dan pertumbuhannya menjadi lebih cepat hingga membengkok dan melilit sumber sentuhan.
2.      Sentuhan angin kencang pada tebing bukit membuat pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk apabila dibandingakan dengan pohon yang sama pada daerah yang terlindungi dari angin kencang. Respon perkembangan tumbuhan terhadap gangguan mekanis ini biasa disebut tigmomorfogenesis dan umumnya disebabkan peningkatan produksi etilen Gas etilen ini merupakan hormon yang dibentuk sebagai respons terhadap rangsangan sentuhan yang hebat.
3.      Pada tanaman mentimun, wilayah terminal dari sulur terdiri dari sejumlah lubang halus, yang sangat sensitif untuk disentuh. Ketika terjadi kontak dengan batang tanaman lain, terjadi  pertumbuhan diferensial dari sulur pada satu sisi. Hal ini menyebabkan kelengkungan di sulur dan akhirnya sulur  melilit batang struktur pendukung. Waktu yang diperlukan untuk melingkar seperti setelah stimulus hanya 3 sampai 5 menit. Hormon auksin dan ABA terlibat dalamgerak thigmotropic. ABA menghambat pertumbuhan sel-sel di daerah kontak dan auksin merangsang pertumbuhan sel-sel pada sisi yang berlawanan.

                                
Gerak tigmotropisme pada mentimun       

b.      Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Cahaya mempunyai dua efek pada fototropisme . yaitu :
1.      Cahaya bergerak  sebagai pemicu terjadinya respon pembengkokkan.
2.      Cahaya mengurangi kepekaan organ terhadap cahaya selanjutnya.
Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom yang berperang sebagai pigmen penerima cahaya yang sensitive  terhadap cahaya biru .  Berdasarkan penelitian Briggs dan Lino (1983) menyatakan bahwa  pada tumbuhan dikotil maupun tumbuhan monokotil, pigmen fotoreseptor  berfungsi dalam fototropisme pada kedua kelompok tersebut.  Namun, para ahli menyakini bahwa fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai macam hormon dan jalur.
Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh.  Hipotesis Blaauw (1918)  mengemukakana bahwa cahaya bekerja secara langsung dengan cara menghambat pertumbuhan sisi batang atau koleoptil yag terkena cahay). Sedangkan Hipotesis Cholodny   dan Went menyatakan bahwa cahay dari satu sisi dengan suatu cara menyebabkan terjadinya pengangkutan auksin menuju menuju sisi terlindung. Hal itu menjelaskan adanya mekanisme transduksi dasar dalam fototropisme. Dari kedua hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada keadaan tertentu dan pada beberapa spesie terjadi penghambatan pada pertumbuhan oleh cahaya, akan tetapi pada keadaan lain terjadi pertumbuhan yang berimbang yang mungkin disebabkan oleh adanya pengangkutan auksin .
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Growth_And_Development13-Physiology_Of_Plant_Movements_files/image012.gif
Gambar : gerak fototropisme positif pada tumbuhan.
Selain koleoptil dan batang, daun juga memberikan respon fototropik terhadap cahaya. Contohnya pada helain daun cocklebur yang terkena cahay apabila ditutupi dengan kertas aliminium foil sedangkan bagian daun lainnya terkena cahaya, maka akan terjadi dau respon, yaitubpemanjangan tangkai di sisi terlindung, menyebabkannya membengkokbdan mengeser daun ke sisi helai daun yang tersinari. Respon lainnya adalah pembengkokkan ke atas (hiponasti) sisi daun yang terlindung. Respon seperti ini pada sejumlah daun diduga dapayt memindahkan dedaunan dari tempat terlindung ke tempat tersinari. Akibatnya dedaunan hamper tidek pernah bertumpang tindih, pola tersebut dinamakan mozaik daun.
Gerak tropisme pada koleptil, batang dan daun tersebut termasuk fototropisme positif, artinya tumbuhan bergerak kea rah cahaya. Selain itu terdapat pula Skototropisme. Dalam bahasa yunani, scotos berarti kegelapan atau kekelaman. Skototrpoisme adalah respon negative tumbuhan terhadap cahaya, artinya tumbuhan lebih cenderung bergerak menjauhi cahaya. Hal ini dibuktikan dengan mengamati pertumbuhan kecambah, dimana kecambah akan lenih cepat tumbuh pada tempat gelap dibandingkan dengan tempat yang terkena sinar matahari. 
c.       Gravitropisme
Gravitropisme adalah pertumbuhan sel-sel tanaman karena dipengaruhi oleh gravitasi Bila suatu benih diletakkan dalam keadaan sembarang, maka tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah. Pertumbuhan akar merupakan gravitropisme positif, sedangkan pertumbuhan tunas adalah gravitropisme negatif Gravitropisme ini akan berfungsi setelah terjadi perkecambahan biji. Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan pengendapan statolit. Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar. Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin. Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar.
Tanggapan diferensial dari ujung batang dan ujung akar dengan gaya gravitasi yang sama adalah karena potensi  yang berbeda struktural dan fungsional genetik. Mekanisme geotropism telah dijelaskan pada asumsi bahwa respon yang berbeda adalah karena konsentrasi yang berbeda dari auksin. Konsentrasi auksin yang mempromosikan pertumbuhan puncak batang menghambat pertumbuhan ujung akar. Di sisi lain, konsentrasi auksin yang efektif dalam pertumbuhan ujung akar tidak memadai untuk pertumbuhan ujung batang. Konsep ini menunjukkan bahwa tunas membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi dari auksin untuk pertumbuhan dan akar memerlukan rendahnya tingkat auksin sebagai konsentrasi optimal untuk pertumbuhan normal.
Gerak fototropisme maupun gerak geotropisme dikontrol oleh hormon auksin. Jika tanaman diletakkan secara horizontal, batang akan mengarah ke atas dan akar akan menuju ke bawah (Gambar 11). Jika tumbuhan diletakkan ditempat yang gelap, tumbuhan akan tergantung pada gravitasi dan tidak dipengaruhi oleh cahaya. Jika tanaman diletakkan secara horizontal akan memperlihatkan bahwa dua pertiga auksin akan berada di sebelah bawah baik pada bagian ujung batang maupun pada akar bagian apeks. Jadi hormon bergerak ke sel-sel yang akan mengalami pemanjangan, oleh sebab itu hormon karena pengaruh gaya tarik bumi berada di sebelah bawah. Akibatnya pada akar terjadi pemanjangan sel-sel pada daerah yang sedikit hormon, sehingga akar akan membelok ke bawah, sedangkan pada pucuk sebaliknya.
Berdasarkan gravitropisme,  pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibagi sebagai berikut:
1.      Ortogravitropisme yaitu pertumbuhan tegak.
2.      Diagravitropisme yaitu pertumbuhan mendatar.
3.      Plagiogravitropisme yaitu pertumbuhan menyamping.
Gambar A :                                         Gambar  B :
Gravitropisme positif                          Gravitropisme negatif
 


d.      Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa air. Pada umumnya pertumbuhan akar lurus ke bawah, tetapi jika pada area tertentu tidak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh membelok kea rah yang cukup air.
e.       Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang yang berupa zat / bahan kimia. Contoh-contoh Kemotropisme :
1.      Gerak tumbuh akar menuju ke daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara.
2.      Gerak berbeloknya ujung akar menjauhi besi yang berkarat didalam tanah.
3.      Gerak benang sari menuju ke indung telur karena adanya rangsang berupa senyawa kimia yang dikeluarkan oleh indung telur.

3.      TAKSIS
Taksis adalah gerak berpindah tempat seluruh tumbuhan atau seluruh bagian tumbuhan (organisme) menuju atau menjauhi datangnya rangsangan. Gerakan tersebut pada umumnya akan menuju rangsangan yang menguntungkan dan menjauhi rangsangan yang merugikan. Gerak taksis ini dibedakan lagi berdasarkan macam rangsangan yang menyebabkannya, sebagai berikut.
a.       Fototaksis (Greek, photos = cahaya, taxis = gerak menuju atau menjauhi rangsang)
Fototaksis adalah gerak pindah tempat menuju atau menjauhi  rangsangan cahaya. Telah disepakati bahwa gerak menuju cahaya disebut fototaksis positif, sedangkan yang menjauhi cahaya disebut fototaksis negatif. Contoh, gerak Euglena Sp. dan ganggang hijau satu sel menuju cahaya yang diperlukannya untuk berfotosintesis; kloroplas dalam sel juga bergerak ke sisi yang mendapatkan cahaya; gerak serangga menuju ke lampu neon atau lampu lainnya.
Gerak pindah tempat tersebut tidak hanya dilakukan oleh organisme satu sel dan hewan, tetapi dapat juga dilakukan oleh bagian dari tumbuhan, misalnya gerak kotak spora jamur Pilobolus mengarah ke cahaya. Jika jamur ini dimasukkan ke dalam kotak yang salah satu dinding kotaknya diberi jendela kaca, jendela kaca tersebut ditutup dengan penutup yang tembus cahaya. Setelah beberapa hari, jamur Pilobolus membentuk spora, penutup kaca diambil, akan kelihatan sporangiumnya mengarah ke dinding kotak yang ada kacanya dan adanya spora-spora jamur yang menempel pada dinding kaca. Spora-spora ini terlempar dari sporangium Pilobolus ke dinding kaca itu. Gerak kotak spora Pilobolus ini merupakan fototaksis positif.
b.      Kemotaksis (Gr. chemo = kimia + taxis)
Kemotaksis adalah gerak pindah tempat bagian tumbuhan menuju atau menjauhi rangsangan zat kimia. Gerakan bagian tumbuhan yang mendekati zat kimia disebut kemotaksis positif, sedangkan gerakan menjauhi zat kimia yang bersifat racun disebut kemotaksis negatif. Contohnya, gerak spermatozoid pada arkegonium tumbuhan lumut dan tumbuhan paku yang mengandung sukrosa atau asam maleat. Buluh serbuk sari di kepala putik akan tumbuh menuju ke bakal buah karena adanya larutan gula, gerak ini juga termasuk kemotaksis  positif. Apa lagi contoh yang lain?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7O6uuqpuME0zrArCa6lNnqJN4gQZUNMjAg8vSBuGGqslPAd304_g0pptzN-jNWqUitVwXEmgDloBel-BKsA5ZWoA-II_xI12oifUg8_NE_tkGjTFD87HcARaPsW2XR26i0ykub9MC4fRJ/s320/Gambar+3+.+Gerak+kemotaksis+buluh+serbuk+sari+ke+stigma.png
 











Gambar 3 . Gerak kemotaksis buluh serbuk sari ke stigma
Bakteri aerob di dalam percobaan Engelman, juga melakukan gerak kemotaksis positif. Pada percobaan Engelman, ganggang hijau (Spirogyra sp) dimasukkan ke dalam gelas berisi air. Ganggang tersebut disinari dari satu arah. Bagian kloroplas yang kena cahaya akan melakukan fotosintesis. Sebagai hasil fotosintesis, selain dihasilkan glukosa juga dikeluarkan oksigen. Dari percobaan ini akan kelihatan adanya gelembung-gelembung udara. Bakteri yang bersifat aerob akan kelihatan berkerumun di sekitar kloroplas ganggang yang kena cahaya tersebut.
Gerak kemotaksis juga terjadi pada Protozoa seperti amuba. Amuba akan melakukan gerak kemotaksis positif terhadap rangsangan makanan atau oksigen dan kemotaksis negatif terhadap rangsangan karbondioksida yang melimpah atau zat-zat yang bersifat racun.



























BAB III
PENUTUP
            Berdasarkan hasip pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan (stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu.
2.      Berdasarkan sumber rangsangan, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi gerak autonom, gerak esionom dan gerak higroskopis.
3.      Macam-macam gerak esionom pada tumbuhan yaitu nasti, tropisme, dan taksis.
4.      Gerak Nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang melainkan disebabkan oleh perubahan tekanan turgor didalam sel penyusun tumbuhan. Macam-macam gerka nasty antara lain niktinasti, tigmonasti, fotonasti, termonasti, kemonasti dan nasti kompleks.
5.      Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang.Berdasarkan jenis rangsang yang di terima oleh tumbuhan. Gerak tropisme di bedakan menjadi beberapa macam yaitu fototropisme, gravitropisme, kemotropisme,dan  hidrotropisme.
6.      Taksis adalah gerak berpindah tempat seluruh tumbuhan atau seluruh bagian tumbuhan (organisme) menuju atau menjauhi datangnya rangsangan. berdasarkan macam rangsangan yang menyebabkannya, taksis dibagi menjadi fototaksis dan kemotaksis.





0 komentar:

Posting Komentar